Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI), Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip), terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agar para lulusannya mampu cepat beradaptasi dengan kebutuhan dan tantangan dunia kerja masa kini dan masa depan. Hal ini tak lepas dari tuntutan industri modern yang semakin membutuhkan SDM unggul, baik secara mental maupun fisik.
Ketua Program Studi TRKI, Mohamad Endy Julianto, menyatakan bahwa pendidikan tinggi saat ini dituntut untuk terus menciptakan terobosan dalam metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan industri. Untuk menjawab tantangan tersebut, TRKI menerapkan pendekatan revitalisasi pendidikan vokasi yang dimodifikasi, mencakup sistem ganda berbasis industri, teaching factory yang terintegrasi dengan Project-Based Learning (PJBL), program pelatihan ulang (retooling), kolaborasi dengan praktisi industri, serta pelibatan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Hasilnya sangat nyata. Banyak perusahaan multinasional datang langsung ke kampus untuk merekrut calon karyawan. Bahkan, sejumlah mahasiswa sudah diterima bekerja meski belum resmi lulus, hanya dengan bermodal transkrip nilai tujuh semester dan sertifikasi kompetensi. Beberapa di antaranya adalah Eternal Tsingshan Group, PT Jaya Trade Indonesia, PT Sutindo Chemical Indonesia, PT Hailiang Nova Material Indonesia, dan PT LBM New Energy Indonesia. Empat alumni bahkan telah mengikuti pelatihan kerja selama tiga bulan di Tiongkok, termasuk Muhammad Zaki Riadhus Shalihin.
Zaki, alumni TRKI Undip, mengungkapkan bahwa salah satu impian banyak mahasiswa adalah bekerja di perusahaan multinasional dan mendapat pengalaman di luar negeri. Hal itu kini ia wujudkan. Selama masa kuliahnya, Zaki aktif dalam organisasi kemahasiswaan, penelitian bersama dosen (seperti Dr. Eng. Vita Paramita dan Mohamad Endy), program pendanaan seperti PWMV, P2MD, PMW, lomba Business Plan dan LKTIN, serta mengikuti berbagai pelatihan dan sertifikasi kompetensi.
Bersama para dosen, ia berhasil mencatatkan 7 karya intelektual: 4 paten sederhana, antara lain terkait proses hidrolisis parsial pati dan komposisi hand sanitizer dari limbah nasi, serta 3 sertifikat HKI di bidang teknologi kimia dan bahan pangan.
Dengan segala pengalaman dan pencapaiannya, Zaki kini bekerja di PT LBM Energi Baru Indonesia, anak perusahaan dari Lopal Group China, yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi komponen baterai kendaraan listrik berbasis LiFePO4 (Lithium Ferro Phosphate)—bagian penting dari upaya transisi energi nasional.
Zaki merasa kariernya di perusahaan ini menjadi langkah awal yang berharga, terlebih karena ia berkesempatan mengikuti pelatihan langsung di Provinsi Sichuan, Tiongkok. Di sana, ia mempelajari sistem pengujian kualitas LFP, manajemen laboratorium, budaya kerja, serta berbagai sistem kerja khas industri di China.
“Merupakan kebanggaan tersendiri bisa belajar langsung di negeri yang sebelumnya tak pernah saya bayangkan bisa saya kunjungi,” ungkap Zaki. Ia juga berbagi pesan untuk para mahasiswa TRKI agar memanfaatkan waktu kuliah sebaik mungkin, terutama dengan aktif mengikuti kegiatan positif di kampus.
Terkait pencarian kerja, Zaki menekankan pentingnya konsistensi dan semangat pantang menyerah. “Terus kirimkan CV setiap hari, dan pastikan ada progres. Lebih baik pusing memilih tawaran kerja yang banyak, daripada tidak ada satupun yang datang,” tutupnya dengan semangat.
Komentar Terbaru