Inovasi baru kembali hadir dari Universitas Diponegoro (UNDIP) melalui penelitian yang dilakukan oleh Rizky Hanifah Putri Herman, mahasiswi Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi. Rizky tengah mengembangkan oleogel berbasis minyak nabati sebagai alternatif pengganti lemak kakao (cocoa butter) yang harganya tinggi dan ketersediaannya terbatas. Dalam proposal berjudul “Karakterisasi Oleogel dari Minyak Dedak Padi dan Minyak Kelapa Sawit sebagai Cocoa Butter Alternative”, ia menekankan bahwa ketergantungan pada pasokan kakao perlu dikurangi dengan menghadirkan bahan baru yang lebih ekonomis, stabil, dan ramah lingkungan. Oleogel ini diharapkan dapat menjawab tantangan industri cokelat yang membutuhkan bahan baku berkualitas dengan harga yang lebih efisien.

Oleogel yang dikembangkan Rizky memanfaatkan kombinasi minyak dedak padi dan minyak kelapa sawit. Minyak dedak padi dikenal kaya akan antioksidan alami seperti oryzanol dan tokoferol, sementara minyak kelapa sawit memiliki keunggulan dalam kestabilan lemak. Gabungan keduanya berpotensi menghasilkan karakteristik yang menyerupai cocoa butter, baik dari segi tekstur, titik leleh, maupun kestabilan termal, sehingga bisa diaplikasikan langsung pada industri pangan, khususnya produksi cokelat. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Sekolah Vokasi UNDIP dengan bimbingan dosen pembimbing M. Endy Yulianto, S.T., M.T., dan menurut beliau, riset ini selaras dengan kebutuhan industri pangan nasional yang terus mencari bahan alternatif agar tetap berdaya saing tanpa mengorbankan kualitas.

Lebih jauh, Rizky berharap bahwa hasil penelitiannya tidak hanya memberikan manfaat akademis, tetapi juga memberi dampak nyata bagi keberlanjutan industri cokelat di Indonesia. Dengan adanya alternatif cocoa butter yang berbasis bahan nabati lokal, industri cokelat diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada cocoa butter murni yang rawan dipengaruhi perubahan iklim dan penyakit tanaman kakao. Selain menekan biaya produksi, penelitian ini juga diharapkan dapat memperkuat posisi UNDIP sebagai perguruan tinggi yang dikenal melahirkan inovasi aplikatif untuk masyarakat. “Semoga penelitian ini dapat memberi kontribusi positif, tidak hanya bagi saya secara akademis, tetapi juga bagi pengembangan industri cokelat Indonesia,” ujarnya