Desa Kemambang, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kini menjadi tempat transformasi epik yang digagas oleh Tim KKNT 167 Universitas Diponegoro. Bukan sekadar program kerja biasa, namun sebuah misi keren dengan visi ambisius “Net Zero Emission Desa Wisata Sitaring”. Lebih dari sekadar instalasi fisik, ini adalah gerakan pemberdayaan masif yang mengintegrasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan pengelolaan sampah holistik. Tujuannya adalah merevitalisasi homestay dan camping ground, membangkitkan kesadaran kolektif akan energi terbarukan, dan mengukuhkan Desa Wisata Sitaring sebagai mercusuar ekowisata berkelanjutan di Indonesia.
Pilar utama yang menjadi jantung program ini adalah implementasi PLTS. Tim SAINTEK 4, yang merupakan bagian integral dari Tim KKNT 167, diperkuat oleh kecerdasan Febryana Mega Susanti dan Rahmalia Izza Fathnia. Febryana memikul tanggung jawab monumental dalam merancang dan merangkai jalur pengkabelan beban PLTS yang kompleks, menghubungkan mushola, lampu gazebo, lampu taman, hingga area camping ground dan kafe sitaring ke jaringan energi matahari. Rahmalia beraksi sebagai tangan kanan yang cekatan dalam proses instalasi sistem PLTS, berperan aktif dalam pencopotan kabel, pengukuran, pemotongan kabel, penyekunan kabel baterai, serta pemasangan baterai dan balancer. Kolaborasi apik keduanya memastikan output berupa instalasi sistem PLTS di Desa Wisata Sitaring tidak hanya berfungsi optimal, tetapi juga secara revolusioner meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya transisi menuju listrik ramah lingkungan, menawarkan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional.

Sosialisasi program kerja KKN
Program KKN ini juga merambah ranah pengelolaan sampah dengan inovasi tak terduga, mengubah limbah menjadi aset berharga. Kelompok SAINTEK 1 dari Tim KKNT 167 menggebrak dengan program pemberdayaan Bank Sampah Mitra, fokus pada daur ulang limbah rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Malika Pintanada Kaladinanty mendemonstrasikan proses saponifikasi minyak goreng bekas menjadi sabun padat dan sabun colek, membimbing warga dari pengumpulan hingga pencetakan sabun bernilai. Deas Oky Pratama memperkenalkan solusi revolusioner budidaya maggot (larva BSF) sebagai pengurai sampah organik dan sumber pakan ternak. Sheva Risga Tristarini memukau warga dengan pelatihan pembuatan kain ecoprint menggunakan daun lokal dan pewarna alami, mengubah limbah menjadi karya seni dan peluang ekonomi kreatif. Sementara itu, Ratna Rizky Septiani menghadirkan solusi pertanian berkelanjutan melalui pembuatan pupuk organik cair dari limbah dapur, dan Faiz Haidhar Kautsar mengajarkan pembuatan lilin dari minyak jelantah, memberikan alternatif penerangan yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Kelompok SAINTEK 3 dari Tim KKNT 167, dengan fokus pada transformasi sampah anorganik, menunjukkan kreativitas tanpa batas. Chanda Yulia Rahma memimpin pembuatan gelang dari sampah bekas kemasan minuman bubuk, mendemonstrasikan proses pengolahan limbah menjadi aksesoris modis. Almira Triananda Putri menciptakan kalung dan mahkota yang memukau dari sampah kemasan bekas detergen dan sabun cuci, sekaligus menjelaskan potensi usaha ramah lingkungan. Veronica Kinanthi Cogan Timur mengajarkan penataan ruang display sebagai media bercerita, menampilkan visualisasi proses pengolahan sampah. Zahra Ulya Hakim berkontribusi dengan membuat bros dari tutup botol plastik bekas dan kain perca, meningkatkan kesadaran pemanfaatan limbah. Antonia Anetha Binar Bulan hadir sebagai edukator analisis kimia dan dampak lingkungan dari sampah anorganik, menjelaskan komposisi kimia dan bahaya limbah, serta mengedukasi urgensi daur ulang secara ilmiah.
Inovasi kesehatan rumah tangga juga menjadi perhatian dengan hadirnya Kelompok SAINTEK 2 dari Tim KKNT 167. Nurika Nazilatul Ilmi mendemonstrasikan pembuatan disinfektan alami dari daun sirih dan serai, serta cuka atau jeruk nipis, mengajarkan penggunaan dan penyimpanan yang aman kepada kader Posyandu. Nisa Eka Rahmania turut serta dengan mengajarkan pembuatan olahan sehat rumahan seperti tempe dan tape singkong, memperkenalkan pangan fermentasi bergizi dan cara penyajiannya untuk keluarga, memberdayakan ibu-ibu dalam menjaga kesehatan keluarga.
Terakhir, pilar pemberdayaan sosial dicanangkan oleh Kelompok SOSHUM dari Tim KKNT 167, yang berfokus pada Penguatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk pengelolaan ekowisata berkelanjutan. Shofiyah Nur Azizah memberikan pelatihan manajemen pencatatan keuangan Wisata Sitaring, membantu Pokdarwis mengelola pendapatan dari kafe, homestay, dan camping ground secara tertib dan transparan. Nabila Qurrotu Aini bertugas membuat leaflet potensi desa wisata yang menarik, berisi deskripsi lengkap, fasilitas, paket wisata, dan produk UMKM lokal, untuk memperkuat promosi. Daniela Eisafani menyusun SOP Tata Tertib Wisata Camping Ground Sitaring yang menjadi acuan bagi pengelola maupun pengunjung, sekaligus mensosialisasikan urgensi hukum energi terbarukan, memastikan keberlanjutan program ini dari aspek legal dan sosial.
Melalui sinergi program-program kerja ini, Tim KKNT 167 Universitas Diponegoro di Desa Wisata Sitaring tidak hanya berhasil mengimplementasikan instalasi sistem PLTS sebagai sumber listrik alternatif yang ramah lingkungan, tetapi juga berhasil mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan. Program ini secara langsung mendukung revitalisasi fasilitas wisata, meningkatkan potensi ekonomi lokal, dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Desa Wisata Sitaring kini berpotensi menjadi contoh nyata desa ekowisata yang mandiri energi dan ramah lingkungan, berkat kontribusi nyata dari mahasiswa Tim KKNT 167 Universitas Diponegoro yang berani berinovasi dan berdampak nyata.
Komentar Terbaru