SEMARANG – Sebanyak 17 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) ke-167 Universitas Diponegoro (UNDIP) menjalankan program inovatif multididiplin I bertajuk “Penerapan Sistem Zero Waste di Desa Wisata melalui Pengelolaan Sampah Pertanian dan Rumah Tangga Berkelanjutan” di Desa Kemambang, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Program multidisiplin ini dirancang untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan sampah di kawasan wisata Sitaring, Desa Kemambang. Desa ini memiliki potensi pertanian dan pariwisata yang besar, namun belum memiliki sistem pengelolaan limbah yang terstruktur. Oleh karena itu, para mahasiswa dari berbagai fakultas terlibat dalam pengembangan sistem zero waste berbasis masyarakat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNDIP mengembangkan berbagai program seperti pelatihan pembuatan kompos, eco-enzym, dan sabun dari limbah organik serta pelatihan daur ulang sampah plastik menjadi produk kerajinan bernilai. Mereka juga menyusun SOP pengelolaan sampah, mendesain tempat sampah 3R, merancang sistem pencatatan digital untuk bank sampah, hingga merancang tata ruang kawasan wisata zero waste berbasis arsitektur dan teknologi. Koordinator desa KKNT 167, Shofiyah Nur Azizah, menyampaikan bahwa program ini dirancang dengan pendekatan lintas disiplin dan melibatkan partisipasi aktif warga desa. “Kami ingin membangun sistem zero waste yang tidak hanya selesai dalam waktu KKN, tapi dapat terus dilanjutkan oleh masyarakat,” ujarnya.
Program ini juga didukung oleh perangkat desa dan masyarakat yang sangat antusias. Para ibu rumah tangga aktif mengikuti pelatihan, remaja desa terlibat dalam tim pemantau sampah, dan warga lainnya turut membantu dalam praktik pembuatan sabun dan kompos. Kepala Desa Kemambang menyambut positif kehadiran mahasiswa UNDIP di desanya. “Kami merasa terbantu dengan adanya program ini. Semoga sistem yang dirintis oleh mahasiswa dapat terus dikembangkan dan memberi manfaat jangka panjang bagi desa kami,” ungkapnya.
Kepala P2KKN UNDIP, Adnan Fauzi, S.T., M.Kom., menyampaikan bahwa pelaksanaan KKN merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Ia menekankan bahwa mahasiswa tidak hanya ditugaskan menerapkan ilmu, tetapi juga diasah untuk mampu berinteraksi langsung dengan masyarakat. “Melalui KKN, mahasiswa belajar mengenali kondisi riil di lapangan, membangun komunikasi dengan warga, dan turut mencari solusi atas persoalan lokal. Ini merupakan pengalaman penting yang tidak didapatkan di ruang kelas,” ungkapnya.
Program ini juga selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 11 (Kota dan Pemukiman Berkelanjutan), poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta poin 13 (Aksi terhadap Perubahan Iklim). Dengan semangat kolaborasi dan pendekatan lintas disiplin, mahasiswa UNDIP berupaya menjadikan Desa Kemambang sebagai model desa wisata ramah lingkungan berbasis zero waste yang bisa direplikasi di berbagai wilayah lain di Indonesia.
Komentar Terbaru