Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan limbah sabut kelapa di Dusun Bolong Kulon, Desa Tegalsari, mahasiswa KKN II Universitas Diponegoro mengadakan pelatihan pembuatan bio-briket bersama Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) pada 18 Agustus 2024 di rumah Ketua KWT, Ibu Sri Riyanti (Ibu Pono). Pelatihan ini dipimpin oleh Abraham Mario Natari, mahasiswa dari Jurusan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Fakultas Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro.
Acara ini merupakan bagian dari proyek KKN yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan memberdayakan ekonomi masyarakat Dusun Bolong Kulon melalui pemanfaatan limbah organik yang melimpah di desa tersebut.
Pelatihan ini diadakan untuk memperkenalkan dan merangsang kesadaran warga Dusun Bolong Kulon akan pentingnya pemanfaatan limbah sabut kelapa yang dapat diolah menjadi produk bernilai guna, seperti bio-briket yang ramah lingkungan.
Melalui pendampingan dari Abraham Mario Natari dan tim mahasiswa KKN, Ibu-ibu KWT mendapatkan penjelasan mendetail mengenai proses pembuatan bio-briket. Dimulai dari pengenalan bahan-bahan yang dibutuhkan, manfaat produk bio-briket, hingga praktik langsung dalam pembuatan bio-briket dengan menggunakan limbah sabut kelapa. Salah satu tahapan penting dalam proses ini adalah penambahan kapur pada campuran bahan briket, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan performa bio-briket, sehingga dapat menghasilkan panas yang lebih baik dan pembakaran yang lebih efisien.
Pendekatan yang interaktif dan praktis memastikan bahwa peserta tidak hanya mendengarkan teori, tetapi juga langsung mempraktikkannya. Setiap peserta diajak untuk ikut serta dalam setiap tahap pembuatan, mulai dari mencampur bahan hingga mencetak dan mengeringkan briket yang sudah jadi.
Bu Sri Riyanti, selaku Ketua KWT Dusun Bolong Kulon, memberikan komentarnya mengenai pelatihan tersebut. “Sebagai Ketua KWT, saya sangat mengapresiasi pelatihan ini. Selain bermanfaat untuk lingkungan, bio-briket yang kami hasilkan juga memiliki nilai tambah karena dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi ibu-ibu di sini. Ini adalah keterampilan yang tidak hanya berguna untuk keluarga kami sendiri tetapi juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai usaha kecil yang menguntungkan. Kami berharap pelatihan seperti ini dapat terus dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga,” ungkap Bu Sri Riyanti. Ia juga menambahkan, “Adanya modul dan bahan yang diberikan oleh tim KKN sebagai pedoman pembuatan bio-briket ke depannya sangat membantu kami untuk dapat terus memproduksi briket ini secara mandiri dan konsisten.”
Pelatihan ini adalah langkah yang tepat dalam meningkatkan kesadaran tentang pemanfaatan limbah sabut kelapa dan keterampilan warga di Dusun Bolong Kulon, demi membekali Ibu-ibu KWT untuk kreatif dalam menciptakan produk yang bermanfaat dan bernilai jual.
Dengan bekal keterampilan baru ini, Ibu-ibu KWT diharapkan dapat membawa inovasi dan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya di Desa Tegalsari.
Komentar Terbaru